Tour Solo – Corporate gathering tidak selalu selalu formal dan kaku, bisa juga dengan mendalami sejarah dan budaya di Solo. Kota Solo yang berada di Provinsi Jawa Tengah terkenal dengan kebudayaan dan sejarahnya yang masih kental. 

Lekatnya budaya dan sejarah di kota ini terbukti dengan masih berdirinya dua istana kerajaan, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaraan. Masyarakat setempat hingga saat ini masih hidup beriringan dengan pemerintahan tersebut.

Tentu tidak lengkap rasanya jika kita tidak mengunjungi dan mempelajari tempat bersejarah yang penuh makna ini. Banyaknya peninggalan sejarah menjadi kebangaan utama Kota Solo. Banyak wisatawan datang untuk merasakan nuansa dari pesona uniknya.

Berikut beberapa rekomendasi untuk Anda yang ingin mengadakan corporate gathering dengan konsep sejarah dan budaya yang santai. Selengkapnya di bawah ini!

Pura Mangkunegaran

Credit: Tirto

Pura Mangkunegaran menjadi salah satu objek wisata ikonik yang menjadi kebanggaan Kota Solo. Tempat ini menjadi tujuan wajib yang harus Anda kunjungi.  Lokasi lengkap Pura Mangkunegaran yaitu berada di Jalan Ronggowarsito No.83, Keprabon, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa tengah.

Setelah melewati gerbang utama, Anda akan langsung melihat Pamedan yang merupakan tempat pelatihan para prajurit pasukan Mangkunegaran. Anda juga bisa mempelajari detail dari sejarah pura ini dengan memanfaatkan pengetahuan dari tour guide yang akan menemani Anda berkeliling.

Pura Mangkunegaran sering mengadakan acara eksklusif, salah satunya pertunjukan seni. Selain itu, terdapat banyak peninggalan-peninggalan berharga yang bisa ditemukan di pura ini. Mulai dari pedang, topeng, tombak, yang semakin menambahkan pesona Pura Mangkunegaran.

Segera setelah memasuki area pura, bangunan luas dengan arsitektur perpaduan Jawa kuno dan Eropa akan langsung memanjakan mata. Interior dan ornamen-ornamen di setiap sudutnya juga semakin menguatkan sentuhan mewah yang indah. 

Museum Radya Pustaka

Credit: Kompas Regional

Mematok biaya tiket hanya mulai dari Rp 1.500.- saja, museum ini dulunya merupakan kediaman milik seorang warga negara Belanda dengan nama Johannes Busselaar. Asal-usul tersebut membuat Museum Radya Pustaka memiliki nama lain, yaitu Loji Kadipolo.

Latar belakangnya yang merupakan rumah hunian membuat bangunan museum ini memiliki tata ruang tidak seperti museum lainnya. Bangunannya masih mempertahankan bentuk aslinya dengan merenovasi beberapa ruang menjadi lebih luas.

Museum yang berlokasi di Jalan Slamet Riyadi didirikan oleh Kanjeng Raden Adipati Sosrodiningrat IV pada 18 Oktober 1890. Kini pengelolaan museum berada dibawah kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solo dan telah berganti nama menjadi Yayasan Paheman Radya Pustaka Surakarta.

Museum Radya Pustaka menjadi tempat yang menaungi bukti-bukti seberapa pentingnya pengarsipan bagi masyarakat Solo. Nama dari museum ini mencerminkan fungsi tersebut, secara etimologi “radya” berarti pemerintah dan “pustaka” berarti surat. 

Seiring berjalannya waktu, variasi barang penting yang berkaitan dengan kerajaan di museum bertambah, sehingga Museum Radya Pustaka menjadi rumah bagi cerita masa lalu Kota Solo. Naskah-naskah perjuangan, peninggalan kerajaan, dan lainnya bernaung di sini.

Baca Juga: Kuliner Khas Solo

Taman Sriwedari

Credit: Indonesia Kaya

Awalnya bernama Bon Rojo atau Kebon Rojo, taman ini dibangun oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta, yaitu Paku Buwana X. Lokasinya tidak jauh dari Museum Radya Pustaka, sehingga bisa menjadi tujuan corporate gathering setelah mengunjungi museum unik di Solo tersebut.

Harga tiketnya yang terjangkau dengan berbagai pilihan aktivitas bisa menambah seru acara corporate gathering Anda. Aktivitas tersebut termasuk menyaksikan pertunjukan wayang mengenai Ramayana Mahabarata di Gedung Wayang Orang (GWO) pada malam hari.

Pasar Triwindu 

Credit: Wonderful Image

Pasar Triwindu Ngarsopuro yang telah berdiri lebih dari tujuh dasawarsa sangat terkneal sebagai pusat barang antik dan kuno di Kota Solo. Menariknya, sebelum menjadi pasar, lahan ini merupakan Alun-Alun Mangkunegaran.

Pada tahun 1939,  Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII membangun pasar ini sebagai kado ulang tahun Gusti Putri Mangkunegara VII, Noeroel Kamaril. Pasar ini diberikan bertepatan dengan naik tahta KGPAA Mangkunegara VII yang ke tiga windu (triwindu), artinya delapan tahun rangkap tiga.

Pasar Triwindu menjadi surga bagi para pecinta barang antik. Jika Anda gemar mengoleksi barang antik, tempat ini akan sangat memuaskan Anda. Banyak koleksi yang bisa ditemukan, mulai dari uang dan koin kuno, lukisan, batik kuno, ornamen wayang, dan banyak lagi.

Berlokasi di Jl. Gatot Subroto, Keprabon, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57131, pasar ini masih menggunakan sistem barter. Cara pembayarannya adalah dengan menukarkan barang yang dimiliki dengan yang diinginkan sesuai kesepakatan.

Kampung Batik Kauman

Credit: penelitianpariwisata[dot]id

Berlokasi di Jl. Trisula III No.1, Kauman, Kec. Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57112. Kampung Batik Kauman memiliki batik sebagai daya tarik utamanya. Selain itu, kampung wisata ini menawarkan beberapa jenis aktivitas, mulai dari melukis kain sendiri hingga membeli hasil pengrajin batik.

Kampung ini pada awalnya merupakan pemukiman abdi dalem yang berusaha teguh mempertahankan tradisi membatik. Kampung Kauman dari kampung ini menawarkan motif-motif klasik khas Keraton Kasunanan. Terdapat lebih dari 30 industri rumahan di kampung ini, sehingga banyak sekali variasi yang bisa Anda pilih. 

Selain bisa menikmati karya-karya batik dan arsitektur unik, di sini juga terdapat banyak sekali kafe kekinian yang bisa Anda jadikan tempat beristirahat. Nikmati minuman dingin atau hangat di sela petualangan berburu batik.

Jika Anda ingin merencanakan acara corporate gathering di Solo atau destinasi lainnya yang penuh kemudahan dan dijamin lancar, Labiru Tour menyediakan berbagai macam paket yang bisa disesuaikan kebutuhan tim Anda. Ayo, segera rencana perjalanan Anda dengan Labiru Tour!