Paket Tour Padang – Pulau Nias di Sumatera Utara adalah surga wisata yang penuh dengan keunikan dan cerita mistis yang memikat. Dari batu-batu megalitik hingga tradisi lompat batu, setiap sudut pulau ini menyimpan daya tarik yang sulit ditemukan di tempat lain. Keindahan alamnya berpadu dengan cerita-cerita legenda dan tradisi budaya yang terus hidup hingga kini.
Pulau ini bukan hanya menjadi surga bagi para pencinta pantai, tetapi juga bagi mereka yang mencari petualangan, eksplorasi sejarah, dan interaksi budaya. Dalam artikel ini, kami akan mengupas lima rekomendasi wisata di Pulau Nias yang sarat dengan keindahan dan cerita unik di baliknya. Sebelum Anda memutuskan destinasi berikutnya, mari kita jelajahi bersama daya tarik luar biasa dari Pulau Nias ini.
Batu Atola

Credit: Ina Nias
Batu Atola menyimpan misteri yang menarik perhatian masyarakat Nias Selatan. Batu ini dipercaya bisa “berjalan” sendiri, meskipun belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan fenomena tersebut. Menurut legenda setempat, batu ini awalnya berada di tengah laut, sekitar 500 meter dari garis pantai. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, warga sekitar mengklaim bahwa batu ini telah berpindah mendekati jalan raya.
Gempa besar yang mengguncang Pulau Nias pada tahun 2005 menyebabkan perpindahan Batu Atola. Getaran kuat membuat dasar laut yang menopang batu ini menjadi tidak stabil. Ombak besar kemudian diduga mendorong batu tersebut lebih dekat ke daratan. Hingga kini, pergeseran batu ini masih menjadi perbincangan dan menambah daya tarik kisahnya.
Batu Atola bukan hanya sekadar fenomena alam, tetapi juga objek wisata yang menarik perhatian banyak orang. Wisatawan yang berkunjung sering kali terpesona dengan keunikan batu ini. Sebagian datang hanya untuk melihat langsung, sementara yang lain menikmati suasana sekitar dan mencoba memahami cerita yang beredar.
Keunikan Batu Atola telah menjadikannya destinasi wisata yang penuh teka-teki. Pengunjung lokal maupun mancanegara semakin penasaran dengan kisahnya. Selama musim liburan, tempat ini selalu ramai oleh orang-orang yang ingin melihat sendiri batu yang konon bisa berpindah tempat.
Lompat Batu

Credit: Times Indonesia
Lompat Batu menjadi salah satu tradisi budaya paling ikonik di Nias. Tradisi ini berasal dari Nias Selatan dan dulunya berfungsi sebagai pelatihan bagi para pemuda sebelum terjun ke medan perang. Dengan melompati tembok batu setinggi dua meter, mereka membuktikan keberanian, ketangkasan, dan kesiapan fisik untuk menjadi pejuang desa.
Saat ini, Lompat Batu tidak lagi berfungsi sebagai latihan perang, tetapi tetap menjadi simbol budaya yang membanggakan. Wisatawan yang ingin menyaksikan atraksi ini dapat mengunjungi desa-desa tertentu di Nias Selatan. Setiap pertunjukan biasanya dilakukan oleh pemuda setempat yang masih mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari warisan leluhur.
Untuk melihat atraksi Lompat Batu, pengunjung perlu membayar tarif sekitar Rp150.000 untuk dua kali lompatan. Meskipun sekilas hanya terlihat seperti aksi melompati batu, tradisi ini memiliki makna mendalam sebagai simbol keberanian dan kedewasaan pemuda Nias. Keindahan gerakan serta kekuatan fisik yang dibutuhkan membuat pertunjukan ini selalu menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Pink Beach (Pantai Gawu Soyo)

Credit: Nawacita Post
Pantai Gawu Soyo atau Pink Beach di Nias Utara menyajikan keindahan alam yang berpadu dengan legenda lokal. Pasirnya yang berwarna kemerahan dipercaya berasal dari darah ular naga bernama Haria. Menurut cerita, seorang satria bernama Laowomaru berhasil mengalahkan naga tersebut di sebuah goa yang berjarak delapan kilometer dari pantai. Darahnya kemudian menyatu dengan pasir, menciptakan warna merah muda yang khas dan menarik perhatian.
Selain cerita rakyat yang melekat, keunikan pasir pantai ini juga dapat dijelaskan secara ilmiah. Warna pink pada pasir berasal dari pecahan terumbu karang bernama Homotrema rubrum. Proses abrasi membuat pecahan karang ini menyebar hingga bibir pantai, memberikan warna yang begitu khas dan memukau. Kombinasi antara keindahan alam dan kisah mistis membuat Pantai Gawu Soyo menjadi destinasi yang menarik untuk dikunjungi.
Baca Juga: Paket Tour Padang 4H3M
Pantai Tureloto

Credit: IDN Times
Pantai Tureloto di Nias Utara menawarkan pengalaman unik dengan kadar garam tinggi yang membuat pengunjung bisa mengapung dengan mudah di atas air. Fenomena ini membuat pantai ini sering disebut sebagai Laut Mati versi Indonesia. Kejernihan airnya juga memungkinkan wisatawan melihat langsung dasar laut tanpa perlu menyelam.
Pantai ini memiliki ciri khas berupa batu karang unik yang bentuknya menyerupai otak manusia. Pemandangan ini semakin menambah daya tarik bagi para wisatawan yang mencari keindahan alam yang berbeda. Suasana yang masih alami membuat Pantai Tureloto menjadi tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati panorama laut.
Selain berenang dan mengapung, wisatawan bisa mencoba snorkeling atau menyewa perahu nelayan untuk menjelajahi deretan karang yang eksotis. Aktivitas ini memberikan pengalaman eksplorasi yang seru dan menambah kesan mendalam saat mengunjungi Pantai Tureloto.
Situs Megalitik Boronadu

Credit: Kompas[dot]com
Masyarakat setempat meyakini bahwa Situs Megalitik Boronadu berperan penting dalam penyelesaian konflik antar kelompok. Ritual khusus dilakukan dengan melemparkan patung-patung ke sungai sebagai simbol berakhirnya pertikaian. Tradisi ini menunjukkan bagaimana leluhur Nias menjaga keseimbangan sosial dengan cara yang unik dan penuh makna.
Pulau Nias menawarkan pengalaman wisata yang menggabungkan sejarah, budaya, dan keindahan alam. Kisah-kisah mistis, tradisi unik, serta lanskap yang menakjubkan menjadikan Nias lebih dari sekadar tempat berlibur. Berkunjung ke sini berarti menyelami warisan leluhur yang masih bertahan hingga kini.