Paket Tour Bali – Terkenal di kancah mancanegara akan wisata liburannya, ternyata Bali memiliki berbagai macam aturan dan larangan yang wajib kamu patuhi saat berkunjung ke sana.
Pulau Bali menjadi rujukan bagi setiap wisatawan di seluruh dunia. Namun, di balik kekayaan dan keindahan wisata alam serta budaya pulau ini, terdapat sejumlah larangan atau aturan yang harus kalian patuhi saat berkunjung ke Bali. Berikut 5 aturan yang wajib kamu taati pada saat berkunjung ke Bali:
Hormati Tempat Suci dan Upacara Adat

Credit: Kompas
Di Bali, pura dan tempat suci bukan sekadar destinasi wisata yang bisa kita kunjungi sesuka hati. Tempat-tempat tersebut adalah ruang ibadah, tempat orang Bali berdoa dan menjaga hubungan dengan leluhur mereka. Oleh Karena itu, saat berkunjung ke pura, kita perlu menjaga sikap dan penampilan.
Gunakanlah kain dan selendang yang sesuai dengan ketentuan di destinasi wisata. Hal ini merupakan salah satu bentuk sederhana dari menghormati tempat suci yang ada di Bali. Perempuan yang sedang datang bulan juga disarankan untuk tidak masuk ke area pura, sesuai dengan kepercayaan setempat. Selain itu, hindari melangkah atau duduk sembarangan di area suci.
Dan yang paling penting, jangan pernah memaksakan diri untuk berfoto di tempat-tempat yang sebenarnya tidak layak dijadikan latar gambar. Bali bukan hanya tentang pemandangan indah, tapi tentang bagaimana kita bisa menjadi tamu yang tahu diri. Hormatilah ruang-ruang sakral itu, maka Bali akan menyambut kita dengan hangat.
Jaga Etika Berpakaian
Saat berkunjung ke pura, menghadiri upacara adat, atau masuk ke desa tradisional, pakaian sopan adalah bentuk penghormatan. Tidak harus mewah, cukup menutup bahu dan lutut saja sudah sangat dihargai. Ini adalah cara sederhana untuk menunjukkan bahwa kita menghargai budaya setempat.
Di tempat suci, setiap pengunjung wajib mengenakan kemben atau kain serta selendang yang diikatkan di pinggang. Jika pengunjung tidak melakukannya, petugas atau warga setempat akan melarang masuk atau menegur pengunjung tersebut.
Baca juga: Wisata Musim Panas di Bali yang Wajib Dikunjungi
Larangan Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi adalah salah satu momen paling sakral di Bali. Tidak seperti perayaan tahun baru pada umumnya, Nyepi justru diperingati dengan keheningan dan tanpa aktivitas. Seluruh pulau seakan berhenti sejenak untuk memberi ruang pada alam dan diri sendiri.
Pada hari itu, ada empat pantangan utama yang dikenal sebagai Catur Brata Penyepian. Tidak menyalakan api atau lampu terang, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak bersenang-senang. Bahkan, jalanan, bandara, dan pelabuhan pun tutup total selama 24 jam.
Sebagai wisatawan, sudah seharusnya kita ikut menghormati aturan ini. Tetap berada di penginapan, meminimalisir penggunaan lampu, dan menjaga suasana tetap tenang. Ini saat terbaik untuk menikmati Bali dalam kesunyian dan kedamaian yang jarang dirasakan di tempat lain.
Hindari Menginjak atau Melangkahi Sesajen

Credit: iNews
Salah satu hal yang sering kita temui saat berjalan di Bali adalah canang sari, yaitu persembahan kecil berisi bunga, dupa, dan sesajen. Biasanya canang ini diletakkan di depan rumah, toko, pura, bahkan di tengah jalan. Ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol rasa syukur dan doa bagi masyarakat Bali.
Pada saat berkunjung ke Pulau Bali, kita perlu berhati-hati saat melangkah agar tidak menginjak sesajen/canang sari yang ada di jalanan. Walaupun tanpa sengaja terinjak, cukup minta maaf dalam hati dan lanjutkan perjalanan dengan tenang. Tidak perlu panik, tapi jangan juga menganggap remeh.
Larangan Menyentuh Kepala
Saat berkunjung ke Bali, kita mungkin akan bertemu banyak anak kecil yang lucu dan menggemaskan. Rasanya wajar saja kalau spontan ingin mengelus kepala mereka sebagai bentuk sayang. Bagi kamu yang berkunjung ke Bali, sebaiknya hindari kebiasaan ini.
Bagi masyarakat Bali, kepala adalah bagian tubuh paling suci. Masyarakat menganggap kepala sebagai tempat bersemayamnya hal-hal yang bersifat spiritual atau energi baik. Mereka menganggap tindakan menyentuh kepala orang lain, apalagi tanpa izin, sebagai perilaku yang kurang sopan.
Hal ini berlaku tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa. Jadi, kalau ingin menunjukkan rasa sayang atau akrab, sebaiknya cukup dengan senyum atau sapaan hangat saja. Menghormati kebiasaan lokal seperti ini menunjukkan bahwa kita bukan hanya datang untuk liburan, tapi juga belajar memahami nilai-nilai budaya setempat.