Paket Wisata Semarang – Semarang menyimpan jejak-jejak penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Kamu bisa merasakan kekayaan sejarah tersebut dengan menjelajahi masjid tertua yang masih berdiri dengan kokoh dan megah di kota ini. Setiap sudutnya masih memancarkan aroma masa lalu yang kental, sehingga dapat membawamu dalam perjalanan spiritual dan sejarah yang mendalam.
Ketika mengunjungi masjid ini kamu tidak hanya sekadar mengunjungi bangunan-bangunan tua yang indah, tetapi juga merenungi peranan penting mereka dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut. Jejak sejarah Islam yang terpatri di dinding-dinding dan atap-atap Masjid-Masjid tersebut menawarkan cerita yang menginspirasi tentang ketahanan, keberanian, dan ketabahan umat Islam di masa lalu.
Bagi kamu yang ingin memahami bagaimana Islam tumbuh dan berkembang di Semarang, serta merenungkan nilai-nilainya, berikut rekomendasi masjid tertua yang bisa kamu kunjungi ketika berada di Kota Semarang.
Masjid Kauman Semarang
Masjid Agung Semarang, atau yang lebih populer dengan sebutan Masjid Kauman Semarang, memegang predikat sebagai masjid tertua di kota Semarang. Berada di pusat kota, tepatnya berdiri di depan alun-alun kota Semarang, Masjid Kauman memiliki sejarah panjang yang tercermin dalam arsitektur dan keberadaannya sebagai cagar budaya.
Awalnya, masjid ini berdiri di tengah-tengah alun-alun, tetapi alun-alun tersebut beralih fungsi menjadi pasar Yaik dan perluasan pasar Johar. Pasar Johar sendiri telah mengalami berbagai perubahan sepanjang waktu, termasuk tragedi kebakaran hebat beberapa tahun lalu yang mengubah wajahnya.
Masjid Kauman tetap teguh berdiri, menyimpan sejarah dan makna yang dalam bagi masyarakat Semarang. Batu marmer yang terpasang di gerbang masjid mencatat tahun pembangunannya, yakni pada tahun 1170 Hijriah atau sekitar tahun 1749 Masehi, menjadikannya sudah berusia sekitar 268 tahun.
Kamu bisa mengakses Masjid Kauman ini dengan mudah, karena banyak pilihan angkutan umum yang melintasi jalan di depan masjid. Mulai dari bus kota hingga kendaraan pribadi, perjalanan ke masjid ini dapat dilakukan dengan nyaman. Dengan sejarah yang kaya dan lokasi yang strategis, Masjid Kauman Semarang bisa jadi destinasi yang menarik untuk kamu kunjungi ketika berada di kota Semarang.
Masjid Pekojan
Masjid Jami Pekojan terletak di Jalan Petolongan No.1, Kampung Pekojan, Purwodinatan, Semarang Tengah. Masjid ini menjadi salah satu warisan sejarah Islam yang telah berusia sekitar 150 tahun di kota Semarang. Nama masjid ini berasal dari daerah Pekojan yang memiliki sejarah unik.
Kata “Pekojan” berasal dari istilah “Koja,” yang merujuk pada etnis Pakistan yang menikah dengan penduduk pribumi setempat. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini memberikan kontribusi besar terhadap penyebaran Islam di daerah tersebut. Bangunan utama masjid memiliki luas sekitar 10 meter persegi. Meskipun begitu, masjid ini telah mengalami perluasan, termasuk tambahan kompleks makam para ulama yang dulu berperan penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah ini.
Pada bulan Ramadhan, pengunjung dapat menikmati hidangan bubur India sebagai sajian berbuka puasa. Bahkan, pengurus masjid memasak sekitar 20 kg beras setiap hari.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya bagi masyarakat sekitar. Dengan keindahan arsitektur dan kekayaan tradisi yang masih terjaga keasliannya, Masjid Jami Pekojan tetap menjadi destinasi yang layak dikunjungi untuk memahami sejarah Islam di Semarang.
Masjid Layur
Masjid Menara Kampung Melayu berlokasi di Jalan Layur Nomor 33, Kampung Melayu, dekat dengan Kota Lama Semarang. Masjid ini didirikan pada tahun 1802 oleh sejumlah saudagar dari Yaman. Dikenal juga dengan sebutan Masjid Layur, keunikan masjid ini terletak pada kontras antara menara yang besar dengan bangunan masjid yang relatif kecil.
Meskipun usianya sudah tua, masjid ini masih berdiri kokoh dan tetap berfungsi sebagai tempat ibadah bagi masyarakat sekitar. Arsitektur Masjid Layur tidak mengikuti pola khas Arab, melainkan lebih banyak mengadopsi unsur-unsur lokal. Atap masjid yang berbentuk tajuk bersusun tiga tertutup dengan genting, berbeda dengan atap sirap yang lazim pada masjid-masjid zaman dahulu.
Pada awalnya, masjid ini terdiri dari dua lantai. Namun, karena seringnya tergenang banjir dan terendam air laut di sekitarnya, dilakukan pengurukan tanah sekitar dua meter. Hal ini mengakibatkan lantai pertama tidak dapat digunakan lagi. Meskipun mengalami perubahan, struktur masjid tetap mempertahankan karakteristik sejarahnya.
Hingga kini, masjid tua ini tetap dirawat dengan baik oleh yayasan masjid setempat sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah. Masjid Menara Kampung Melayu merupakan salah satu kebanggaan bagi Kota Semarang, yang menjadi saksi bisu dari perkembangan Islam dan sejarah kota tersebut.